WBP Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar Berkarya, Kalapas: Potensi dan Prospek Kreativitas Butuhkan Support dan Dukungan

Advertisement.

 

Lassernewstoday, Pamatangraya (Sumut) | SINDONEWSTODAY

Ini baru keren.! Semangat dan kegigihan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Pematang Raya. Provinsi Sumatera Utara ini dalam berkreativitas patut diapresiasi dan layak mendapatkan dukungan terkait kegiatan yang menghasilkan karya bermanfaat setelah lebih dari 300an warga binaannya telah mengikuti bimbingan dan pelatihan kerja.

 

Kreativitas manusia tidak dipengaruhi oleh waktu dan ruang yang terbatas, maka diawali dengan niat dan kemauan bagi siapa saja akan dapat menumbuhkembangkan potensi diri dalam berkreativitas. Bila niat dan kemauan telah sejalan di dalam diri maka dapat *berkreativitas di mana saja, tak terkecuali di dalam penjara sekalipun dapat dilakukan*.

Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Pematang Raya E P Prayer Manik, Amd, IP., S.H., M.H., mengutarakan perihal hasil karya warga binaan kepada reporter di Jalan Pemasyarakatan, Kompleks Lapas Narkotika Kelas II A, Kelurahan Pematang Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Rabu (28/10/2020) sekira pukul 14.00 WIB.

“Paling utama adalah implementasi dalam bentuk perubahan secara total prilaku diri pribadi warga binaan dan setelah itu memberikan bekal pengembangan kreasi bermanfaat dan juga bernilai komersial,” sebut Kalapas.

Selanjutnya, E. P. Prayer Manik mengungkapkan, sebagai petugas di lembaga ini dalam keseharian bersama warga binaan, merasa yakin bahwa masing- masing memiliki kemampuan berkreasi yang mumpuni. Namun, warga binaan mampu berperan serta dan diharapkan berkemampuan kerja sendiri setelah mendapatkan bimbingan serta pelatihan.

“Kita berusaha semaksimal mungkin agar warga binaan dengan berbekal keterampilan dapat berkreasi saat kembali bermasyarakat setelah menjalani hukuman,” harapnya.

Menurut Kalapas Narkotika Kelas IIA Pematang Raya ini selanjutnya, pembinaan kreativitas merupakan salah satu program yang sangat berguna bagi para warga binaan atau dengan kata lain *memberikan bekal ketrampilan hingga dapat menghasilkan kreasi bermanfaat, diharapkan mampu untuk menopang hidup setelah bebas nantinya*.

“Justru sejak saat itu, program ini langsung diterapkan dan akhirnya mereka menbiasakan diri dengan memanfaatkan masanya selama jalani pidananya dengan berkreasi menghasilkan berbagai jenis hasil karya bermanfaat dan bernilai komersial. *Bagi warga binaan, bahwa hidup di dalam penjara tidak mengurangi semangat untuk mengembangkan kreativitas dan berkarya*,” terang Kalapas.

E. P Prayer Manik lebih lanjut menjelaskan, dengan sendirinya *para narapidana akan menyadari sekaligus insyaf atas perbuatan buruk yang sebelumnya dilakukan dan diharapkan tidak lagi melakukan tindakan kriminal seperti menjual narkoba atau mencuri*.

“Seperti halnya kisah menarik dari para warga binaan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Pematang Raya yang *mengembangkan kreativitasnya dan berkarya dengan membuat Pot Bunga, Paving Blok, Perabotan Berbahan Baku Kayu dan berbagai jenis lainnya,*” papar E P Prayer Manik.

Terkait potensi dan prospek, seterusnya E P Prayer Manik menambahkan saat ini narpidana dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai orang-orang yang berkelakuan jahat serta kerapkali mendapat imej buruk di kalangan masyarakat tatkala mereka telah bebas dari lembaga pemasyarakatan. Untuk itu harapan kami kreativitas ini merupakan salah satu upaya merubah paradigma masyarakat tentang narapidana.

“Merupakan suatu kebanggaan yang bisa mengangkat harkat dan martabat para warga binaan, namun ini perlu dukungan dari pihak Pemerintah Daerah dan juga stake holder atau mitra kerja lainnya. Kami siap dalam hal *melayani order atau pesanan Paving Blok, Pot Bunga dan juga Perabotan berbahan baku kayu,*” tandas Kalapas Narkotika Kelas II A Pematang Raya, Simalungun ini penuh optimis.

(LNT/Red/SNT)

Advertisement.

Pos terkait