Gawat !!! Kepala Sekolah Negeri 091288 Bandrol Pengambilan SKHUN 180 Ribu

SindoNewsToday.com-Simalungun (Sumut)

Masalah pungutan liar atau pungli tampaknya tidak akan habis di Kabupaten Simalungun, Bukan berkurang malah cenderung semakin merajalela dan terus dibiarkan.

SD Negeri 091288 Desa Sibaganding, Kecamatan Panei Tongah contohnya, Untuk biaya penebusan SKHUN saja pihak sekolah membandrol 180 ribu rupiah, Sesuai keterangan siswa yang juga tidak dipungkiri oleh kepala sekolahnya.

Sitinjak tanpa bersedia menyebutkan namanya merupakan kepala sekolah SD tersebut kepada Reporter media ini di ruangan kerjanya pada Senin (17/06/2019) mengatakan hal tersebut adalah kewajaran.

” Berapa tahun kami bina siswa itu disini pak jadi wajarlah, Lagian itu sudah kesepakatan dengan orangtua siswa ” ucap Tinjak.

Pria ini menambahkan lagi, ” Kalau selain 180 ribu itu masih ada juga ucapan terimakasih kepada guru kelas dan berupa uang, Kalau itu jumlah bus bervariasi ” terangnya.

Pungli yang dihalalkan Sitinjak ini menurutnya masih akan disetor lagi ke pihak Korwil, ” Korwil juga minta jatah sama kami pak untuk blangko ijazah, Tahun lalu mereka minta 30 ribu per blangko, Tahun ini entah berapa lagi ” ucap pria yang sudah 10 tahun menjabat kepala sekolah di SD tersebut.

Pihak Korwil Panei Tongah ketika disambangi Reporter media ini hanya bisa bertemu dengan salah seorang pengawasnya.

” Pak korwil lagi rapat di Simalungun City, Saya pengawasnya disini, Kalau kutipan itu masih kami anggap wajarlah, Malah kurang besar itu.

Namun ketika disinggung soal jatah untuk korwil 30 ribu perblangko, Pria bermarga Sitanggang itupun hanya tersenyum dan enggan berkomentar.

Beberapa orangtua siswa sangat mengeluhkan besarnya kutipan yang dilakukan pihak SD 091288 tersebut, ” Perekonomian sulit sekarang pak maunya kami jangan dibebani lagi, Hanya bisa kami sekolahkan aja udah syukur ” ucap mereka.

Ketika dikonfirmasi Kadis Pendidikan Simalungun Resman Saragih melalui telepon seluler terkait pungutan liar dilakukan kepala sekolah SD 091288 tersebut belum bersedia dimintai keterangan. (Ricardo/Red)

Pos terkait