Enggan ditemui Wartawan Korwil Pendidikan Jorlang Hataran Sembunyi di Toilet

Advertisement. Advertisement.

Simalungun – Sindonewstoday

 

Tingkah dan perilaku koordinator wilayah (korwil) pendidikan Jorlang hataran kabupaten Simalungun,Sumatera Utara,Hasdaaaa Simanungkalittttt patut dipertanyakan dan menggelikan hati.

Pasalnya,wanita berambut pirang ini ketika disambangi kru media ini terkesan melarikan diri bahkan dianya sanggup sembunyi di dalam toilet lebih dari setengah jam.

Berawal dari kedatangan kru media ini,Senin 15/06 sekira pukul 14.00 wib yang diduga telah dilihat dan diketahui sang korwil,dirinya langsung sembunyi ke toilet umum bukan toilet dalam ruangan kerjanya.

Buk korwil sedang di luar pak lagi monitoring ke sekolah sekolah,ucap salah seorang staf yang mengaku boru Sinaga.

Meski telah ditegaskan oleh kru media ini bahwa si korwil tadinya berada di kantor karna telah dilihat lebih dulu dari luar,namun boru Sinaga tersebut tetap terkesan melindungi atasannya tersebut.

Gak ada loh pak,salah lihat bapak tadi korwil sejak pagi berada di luar ,ucapnya.

Karena merasa aneh dikatakan sedang diluar sementara ruang pribadi terbuka serta HP dan tas milik Hasda berada di atas mejanya,kru media ini mengatakan jangan jangan korwilnya sembunyi di toilet.

Mendengar hal itu,akhirnya Hasda menampakkan dirinya dengan keluar dari salah satu toilet kantor tersebut.

Hasdaaa menampik kalau dirinya dikatakan sembunyi,dia mengaku sedang sakit perut karena kebanyakan makan di sekolah saat monitoring.

Saya tidak sembunyi,tadi kami sama dengan bu Sinaga monitoring tapi dia tidak tau kalau aku barusan ke toilet, ucap Hasdaaaa yang semakin menunjukkan kejanggalan.

Dikonfirmasi terkait adanya kutipan di wilayahnya untuk penebusan SKHUN.Masdaaaaa mengatakan bahwa semua kepala sekolah di wilayahnya baik dan profesional.

Tidak ada itu saya berani jamin karena semua kepala sekolah saya profesional,ucapnya.
Dirinya bahkan terkesan mengintervensi kerja wartawan dengan mengatakan pembicaraannya jangan direkam dan kalau ada kutipan jangan langsung diberitakan.

Jangan..jangan direkam,saya pun tidak mau kalau memang ada kutipan itu langsung diberitakan,kasih tau dulu sama saya sumbernya siapa dan siapa kepala sekolahnya,jangan asal beritakan,ujarnya.

Pernyataan korwil yang mengatakan kalau kepala sekolahnya profesional dan tidak ada kutipan justru berbeda dengan kenyataan yang terjadi.

KS salah seorang siswi yang baru lulus dari SD plus Tiga Balata yang letaknya tidak jauh dari kantor Korwil mengatakan bahwa untuk penebusan SKHUN mereka dipatok 150 ribu dan untuk jalan jalan 200 ribu.

Dikutip bang,untuk SKHUN 150. jalan jalan 200 belum lagi untuk terimakasih sukarela sama wali kelas,ucap KS yang dibenarkan oleh teman temannya.

Hingga berita ini diterbitkan boru Silaban selaku kepala sekolah SD Plus Tiga Balata belum berhasil dikonfirmasi.

(Ricardo)

Advertisement. Advertisement.

Pos terkait