Simalungungun/ Sindonewtoday. Com
Tradisi ini dinamakan mar babi si tio tio Peninggalan Tradisi Nenek Moyang di Dusun 4 Pokkalan Dolok. Menurut penjelasan Orang Tua / petuah – petuah dari Dusun 4 D.Sidauruk bersama dengan Pemuda dari Huta Pokkalan Dolok Rio Wilson Sidauruk, pada hari selasa 16 juli 2019. ke Awak Media kegiatan ini adalah meminta kesehatan petuah-petuah ke habonaran ni huta. dari situlah nampak bahwa masyarakat itu se ia sekata untuk melaksanakan tradisi untuk kampung tersebut, maka untuk itulah harus diteruskan penerus yang ada dikampung ini, , meminta doa kepada yang maha kuasa, untuk diberikan rezeki lewat tanaman yang subur dan ,para petuah mempercayai tradisi ini. dan itu tidak akan boleh ditinggalkan dusun 4 apabila masih ada generasi mengikutinya.
dulu nya sebelum nagori jorlang huluan pemekaran masih 1 nagori, yaitu sihaporas dengan gorak, masih menjalankan seperti dilaksanakan dusun pokkalan dolok ( dusun 4 ) yaitu untuk meminta petuah petuah kepada perairan perairan baikpun petuah yang ada dikampung dusun pokkalan dolok dusun 4. tapi setelah pemekaran nagori jorlang huluan menjadi tiga nagori sebahagian besar termasuk dusun 1 dan dusun 2 baik pun dusun 3 sudah meninggalkan tradisi tersebut di tiap dusun, sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi di dusun 4 pokkalan dolok tidak pernah lupa akan tradisi tersebut, malah mau dikembangkan oleh generasi penerus supaya tradisi dari nenek moyang dari dulu silsilah yang dilaksanakan nenek moyang tersebut tidak akan punah.
Rio Wilson Sidauruk juga menjelaskan kegiatan tradisi ini adalah kegiatan 1 kampung yang mengusahai ladang/persawahan di dusun 4 tersebut. dan bukan hanya warga yang bertempat tinggal di Dusun 4 tetapi ikut juga bagi yang mengelola tanah di dusun 4. Rio Wilson Sidauruk Alumni Fakultas Hukum Universitas Simalungun ini juga menegaskan tradisi nenek moyang ini harus di pertahankan karena tujuannya positif.
(Ricardo)