sindonewstoday.com, | Padangsidimpuan — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Padangsidimpuan memperkuat pembinaan keagamaan warga binaan melalui pengajian khusus. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padangsidimpuan, Drs. H. Zulfan Efendi Hasibuan, M.A., memimpin kegiatan ini di Masjid Al-Ikhlas Lapas Padangsidimpuan pada Jumat (7/11/2025). Seluruh warga binaan dan petugas lapas hadir dalam kegiatan tersebut.

Pesan Utama: Melawan Lupa dan Membangun Taubat
Dalam ceramahnya, Zulfan Efendi menekankan dua tema pokok: sifat pelupa dan pentingnya taubat (kembali kepada Allah).

Ia menjelaskan bahwa manusia secara fitrah mudah lupa—melupakan kewajiban agama, mengabaikan dosa, bahkan melupakan nikmat Allah. Oleh karena itu, ia mengajak warga binaan untuk senantiasa mengingat kebaikan Allah, menjauhi sikap acuh terhadap dosa, dan tidak menggunakan alasan “sudah lupa” sebagai pembenaran atas kesalahan.

Selanjutnya, Zulfan Efendi membahas konsep taubat sejati. Taubat sejati, tegasnya, bukan sekadar ucapan lisan seperti “maafkan saya,” melainkan pertobatan nyata. Taubat menuntut seseorang:
- Meninggalkan perbuatan dosa sepenuhnya.
- Memperbaiki diri.
- Memperbanyak amal kebaikan sebagai bukti konkret perubahan.
Ia menegaskan bahwa masa pembinaan di lapas merupakan momentum emas untuk introspeksi mendalam, memperbaiki akhlak, dan mempersiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik saat mereka kembali ke masyarakat nanti.

Bagian Integral dari Rehabilitasi Karakter
Kepala Lapas Padangsidimpuan, Mathrios Zulhidayat Hutasoit, menyatakan bahwa pengajian ini menjadi bagian integral dari program rutin pembinaan keagamaan. Program ini membentuk rehabilitasi karakter di samping fokus pada aspek keamanan dan pelayanan.

Pihak Lapas berharap pengajian mampu meningkatkan keimanan dan amal warga binaan, membantu mereka lebih mengenali diri, serta signifikan menekan angka residivisme di masa depan.


Kegiatan ditutup dengan doa bersama. Zulfan Efendi berpesan agar seluruh warga binaan konsisten menerapkan nilai-nilai pengajian dalam kehidupan sehari-hari, baik selama di dalam lapas maupun setelah masa pembinaan mereka selesai.
























